Modul 4
MODUL 4
KONTROL AQUAPONIK SELEDRE DAN IKAN LELE
1. Pendahuluan[Kembali]
Aquaponik merupakan sistem budidaya terpadu yang menggabungkan akuakultur (pemeliharaan ikan) dan hidroponik (budidaya tanaman tanpa tanah) dalam satu ekosistem yang saling menguntungkan. Melalui proses ini, limbah organik yang dihasilkan oleh ikan akan diurai oleh bakteri menjadi nutrisi yang dapat diserap oleh tanaman, sementara tanaman berfungsi sebagai filter alami yang menjaga kualitas air tetap bersih dan layak bagi ikan. Dengan konsep daur ulang yang berkelanjutan ini, aquaponik menjadi salah satu metode budidaya modern yang efisien, hemat lahan, serta ramah lingkungan.
Dalam praktiknya, sistem aquaponik membutuhkan pengelolaan yang tepat agar keseimbangan antara tanaman dan ikan tetap terjaga. Faktor-faktor penting seperti ketinggian air, kejernihan air, suhu, kadar oksigen terlarut, serta aliran air harus terus dipantau untuk memastikan baik tanaman maupun ikan dapat tumbuh secara optimal. Tanpa pengendalian yang baik, tanaman dapat mengalami kekurangan nutrisi, sementara ikan dapat mengalami stres bahkan mati akibat buruknya kualitas air.
Budidaya seledri dan ikan lele menjadi kombinasi yang cukup potensial dalam sistem aquaponik. Seledri merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, membutuhkan suplai nutrisi stabil, dan sensitif terhadap perubahan kondisi air. Di sisi lain, ikan lele merupakan komoditas perikanan yang mudah dibudidayakan, toleran terhadap berbagai kondisi, serta menghasilkan limbah yang kaya nutrisi bagi tanaman. Kombinasi ini memungkinkan terciptanya ekosistem aquaponik yang produktif dan saling mendukung asalkan kondisi sistem berada dalam rentang yang ideal.
Untuk mencapai stabilitas tersebut, diperlukan suatu sistem kontrol aquaponik yang mampu bekerja secara otomatis dalam memantau dan mengatur kondisi lingkungan air. Sistem kontrol ini dirancang untuk memastikan faktor-faktor penting seperti ketinggian air, kualitas air, serta suhu berada pada kondisi optimal. Penggunaan sensor-sensor tertentu yang dikombinasikan dengan rangkaian kontrol memungkinkan proses pemantauan berjalan secara real-time sehingga dapat mengurangi intervensi manual, meminimalisir risiko kegagalan sistem, dan meningkatkan efisiensi operasional.
Dengan adanya sistem kontrol aquaponik yang terintegrasi, budidaya seledri dan ikan lele tidak hanya menjadi lebih mudah dan efisien, tetapi juga mampu menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dan berkelanjutan. Pengembangan sistem ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mendukung pertanian modern, ketahanan pangan, serta optimalisasi sumber daya melalui teknologi budidaya terpadu yang ramah lingkungan.
2. Tujuan[Kembali]
1. Memahami cara kerja sistem kontrol yang mengatur pompa air secara otomatis berdasarkan tingkat kelembapan tanah.
2. Mengetahui mekanisme deteksi suhu lingkungan tinggi menggunakan komparator untuk mengaktifkan buzzer sebagai peringatan.
3. Merancang sistem terpadu yang membuat sensor, op-amp, transistor, dan relay bekerja stabil dalam menjaga kelembapan tanah dan suhu lingkungan aquaponik.
3. Alat dan Bahan [Kembali]
A. ALAT
1. breadboard 400 titik
4. jumper male to female
6. Potensiometer 1k
7.Relay 5V
Cara kerja relay adalah ketika kumparan elektromagnetik yang ada di dalamnya terdapat sebuah feromagnetis yang mendapatkan aliran listrik. Dengan demikian secara otomatis akan muncul sebuah medan magnet yang sifatnya sementara namun selalu ada.
Yang mana magnet tersebut akan menarik tuas armature sehingga dapat merubah posisi dari kontak switch yang awalnya dari NC (Normally Closed) berubah menjadi NO ( Normally Open).
NO (Normally Open) adalah sebuah kondisi yang mana relay belum mendapatkan adanya tekanan dan tuas berada di posisi normal. Sedangkan NC ( Normally Closed) adalah kondisi dimana relay sudah mendapatkan adanya tegangan dengan posisi tuas menarik dan kontak tertutup.
Prinsip Kerja
Buzzer bekerja berdasarkan getaran membran logam tipis akibat adanya arus listrik.
Saat tegangan diberikan, medan magnet di dalam buzzer berubah dan
menyebabkan membran bergetar cepat sehingga menghasilkan suara.
Terdapat dua jenis utama buzzer:
- Buzzer Aktif → Sudah memiliki rangkaian osilator di dalamnya. Cukup diberi tegangan DC (biasanya 5V) untuk menghasilkan bunyi.
- Buzzer Pasif → Tidak memiliki osilator internal, sehingga memerlukan sinyal frekuensi AC atau PWM dari rangkaian eksternal untuk menghasilkan suara.
Kegunaan
Indikator alarm atau peringatan.
Penanda status sistem digital (contohnya output HIGH menghasilkan bunyi).
Aplikasi mikrokontroler seperti Arduino untuk menghasilkan nada atau bunyi notifikasi.
1. Kabel meteran tembaga tunggal
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
Transistor
D882 , juga dikenal sebagai 2SD882, adalah transistor sambungan
bipolar (BJT) NPN berdaya sedang yang umum digunakan dalam aplikasi
amplifikasi dan switching untuk keperluan umum. Transistor ini dirancang
dengan teknologi planar, menawarkan kinerja yang andal dan kemampuan
penanganan arus yang moderat. Transistor ini memiliki tiga lapisan
material semikonduktor dengan tiga terminal—emitor, basis, dan kolektor.
Transistor ini memberikan amplifikasi arus yang efisien dengan rentang
penguatan antara 60 dan 400, sehingga cocok untuk sirkuit berdaya
rendah. Selain itu, D882 dapat dipasang pada heatsink melalui lubang
sekrup pada paket SOT-32-nya, sehingga meningkatkan pembuangan panasnya
selama operasi.
Spesifikasi:
Karakteristik:
Resistor
adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau
hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus
listrik dalam suatu rangkaian Elektronika (V=I R).
Jenis Resistor yang digunakan disini adalah Fixed Resistor, dimana merupakan resistor dengan nilai tetap terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan subtrat isolator kemudian dipotong berbentuk spiral. Keuntungan jenis fixed resistor ini dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah.
Cara menghitung nilai resistor:
Contoh :
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 10^5 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.
Cara Kerja:
- Daya aktif, Saat pompa terhubung ke listrik, motor mulai berputar.
- Putaran impeller, Poros motor memutar impeller untuk menghasilkan gaya sentrifugal.
- Tekanan rendah terbentuk, Gaya sentrifugal menarik air dari sumber melalui pipa hisap.
- Air terdorong keluar, Air bertekanan tinggi keluar lewat pipa keluaran menuju tangki atau saluran.
- Kontrol otomatis, Sensor atau pelampung mengatur pompa agar menyala dan mati sesuai level air.
BAGIAN BAGIAN PIN SENSOR
Jika menggunakan pin Digital Output maka keluaran hanya bernilai 1 atau 0 dan harus inisalisasi port digital sebagai Input (pinMode(pin, INPUT)). Sedangkan jika menggunkan pin Analog Output maka keluaran yang akan muncul adalah sebauah angka diantara 0 sampai 1023 dan inisialisasi hanya perlu menggunkan analogRead(pin).
CARA KERJA SENSOR
Pada saat diberikan catudaya dan disensingkan pada tanah, maka nilai Output Analog akan berubah sesuai dengan kondisi kadar air dalam tanah.
Pada saat kondisi tanah :
- Basah : tegangan output akan turun
- Kering : tegangan output akan naik
- Kelembaban tanah melebihi dari nilai ambang maka motor akan padam
- Kelembaban tanah kurang dari nilai ambang maka motor akan menyala
- Jenis sensor: Sensor kelembaban tanah berbasis resistif atau kapasitif
- Tegangan kerja: 3,3 V – 5 V DC
- Tipe keluaran:
- Rentang pembacaan: 0% (sangat kering) hingga 100% (sangat basah) — bergantung kalibrasi
- Konsumsi arus: ±20–50 mA
- Material probe: Logam pelat (resistif) atau PCB tahan korosi (kapasitif)
- Suhu operasi: -10°C hingga +60°C
- Kelembaban lingkungan: 10% – 90% RH non-kondensasi
- Fitur tambahan: Potensiometer untuk mengatur ambang batas pada output digital
- Panjang kabel: ±20–30 cm (modul bawaan), dapat diperpanjang
- Metode pengukuran: Perubahan resistansi atau kapasitansi tanah terhadap kadar air
-
Mengukur kelembaban tanah secara langsung – Sensor mendeteksi kadar air pada media tanam melalui perubahan resistansi atau kapasitansi.
-
Sensitivitas cukup tinggi – Mampu membedakan tingkat kelembaban dari kondisi sangat kering hingga sangat basah.
-
Respon cepat – Perubahan nilai kelembaban dibaca hampir seketika ketika kondisi tanah berubah.
-
Keluaran analog dan digital – Mendukung pembacaan nilai analog (A0) serta sinyal digital dengan ambang batas yang dapat diatur menggunakan potensiometer.
-
Tegangan kerja rendah – Beroperasi pada 3,3 V hingga 5 V sehingga mudah digunakan pada berbagai rangkaian elektronik.
-
Cocok untuk pemantauan otomatis – Dapat dihubungkan dengan op-amp, mikrokontroler, maupun sistem kontrol otomatis.
-
Mudah diinstal – Cukup ditancapkan pada tanah atau media tanam tanpa konfigurasi rumit.
-
Beberapa tipe tahan korosi – Versi kapasitif lebih stabil dan tahan lama dibanding tipe resistif yang rawan karat.
-
Rentang deteksi luas – Dapat digunakan pada tanah kering, lembap, hingga jenuh air.
Biaya rendah – Umumnya murah dan mudah ditemukan di pasaran sehingga ideal untuk proyek monitoring kelembaban tanah.
- Faktor Skala Linear + 10-mV / ° C
- 0,5 ° C Pastikan Akurasi (pada 25 ° C)
- Dinilai untuk Rentang Penuh −55 ° C hingga 150 ° C
- Cocok untuk Aplikasi Jarak Jauh
- Biaya Rendah Karena Pemangkasan Tingkat Wafer
- Beroperasi Dari 4 V hingga 30 V
- Pembuangan Arus Kurang dari 60-μA
- Pemanasan Mandiri Rendah, 0,08 ° C di Udara Diam
- Hanya Non-Linearitas ± ¼ ° C Tipikal
- Output Impedansi Rendah, 0,1 Ω untuk Beban 1-mA
Grafik respon
C. D. OP-AMP





.png)
%20+.png)
%20-.png)
.png)
.png)
.png)
Komentar
Posting Komentar